Senin, 26 Maret 2012

Pulau Tidung

       Pulau Tidung merupakan salah satu kelurahan di Kepulauan Seribu. Pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Pulau ini juga mempunyai penduduk cukup banyak. Wilayah Pulau Tidung merupakan tempat yang unik khususnya untuk wisata bahari dan menyelam. Ekosistem terumbu karang di pulau ini masih mempunyai keindahan yang cukup baik, khususnya apabila melakukan kegiatan snorkeling atau diving di daerah tubir. Kegiatan penelitian juga sering di lakukan di daerah ini.
Pulau Tidung adalah salah satu dari pulau-pulau berpenghuni yang masuk dalam kawasan Kepulauan Seribu
.

Wisata bahari yang cocok untuk keluarga, rombongan, maupun individu. Harga wisata yang murah meriah juga cocok untuk wisatawan dengan bujet minim.


Transportasi
Salah satu akses favorit menuju Pulau Tidung melalui daratan Jakarta adalah melalui Muara Angke. Ada kapal-kapal kayu bermotor dan berlantai dua yang siap menyeberangkan pengunjung. Kapal ini berangkat sekitar pukul enam pagi . Kapal kembali dari Pulau Tidung ke Muara Angke tersedia pada pukul dua siang. Selain itu, Anda bisa pergi ke Tidung melalui Marina Ancol dengan KM Kerapu.


Waktu Tempuh
Dari Muara Angke ke Pulau Tidung ditempuh dalam waktu dua jam. Persiapkanlah bekal minuman selama di kapal. Selain itu, minum juga obat anti mabuk. Apalagi jika Anda tipikal yang mudah mabuk.

Penginapan
Jangan berharap Anda akan menginap di hotel. Di Pulau Tidung, semua penginapan dimiliki dan dikelola oleh penduduk setempat. Sebagian besar adalah homestay atau rumah yang disulap menjadi penginapan. Beberapa penduduk juga membangun penginapan khusus yang terpisah dari rumah mereka. Penginapan-penginapan ini bahkan memiliki fasilitas AC dan kamar mandi di dalam. Ada pula yang dilengkapi dengan televisi. Harga per kamar di penginapan-penginapan tersebut tidak ada yang tetap. Semua bisa dinego sesuai jumlah orang yang akan menginap. Rata-rata harganya Rp 200.000 - Rp 400.000 per malam per kamar. Per kamar dapat memuat antara 4-8 orang. Penginapan selalu penuh pada akhir pekan.



Disana anda jangan hafalkan nama jalan, karena di Pulau Tidung tidak memakai nama Jalan. Jadi jika Anda menginap di rumah penduduk, hapalkan nomor RT dan nomor rumahnya. Jalan-jalannya kecil dan kotak-kotak ibarat labirin.

Cara terbaik agar Anda tidak nyasar saat mencari jalan pulang ke penginapan adalah dengan memfoto petunjuk rumah atau apapun yang Anda temukan di perjalanan. Bisa juga dengan memfoto rumah tempat Anda menginap. Jadi, jika Anda kesasar, Anda bisa bertanya pada penduduk setempat sambil menunjukkan foto tersebut.

Tempat Makan
Anda tak perlu takut kelaparan di Pulau Tidung. Ada banyak warung di Pulau ini. Warung-warung bahkan buka sejak pagi untuk melayani tamu sarapan.

Wisata kuliner juga bisa Anda temukan di area Pulau Tidung Besar menuju Jembatan Cinta. Deretan warung siap memanjakan lidah dan perut Anda. Harganya pun sangat terjangkau. Andalan kuliner tentu saja ikan bakar.
Bawalah uang tunai yang lebih. Anda tidak akan tahu apa yang terjadi. Bisa jadi ada badai atau Anda tertinggal kapal sehingga harus menginap lebih lama. Karena di Pulau Tidung tidak ada ATM.
handphone sangat bagus di Pulau Tidung untuk provider telekomunikasi tertentu. Bahkan akses internet dengan modem dan SIM card pun sangat cepat. Di Pulau Tidung juga terdapat warung internet.
Beragam oleh-oleh bisa Anda dapatkan di Pulau Tidung. Sebut saja manisan rumput laut, manisan buah ceremai, keripik sukun, dan asinan cumi-cumi. Anda juga bisa membeli aneka kerajinan tangan dari kerang sebagai oleh-oleh.

Berkeliling pulau bisa dengan naik sepeda. Hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 15.000 untuk sewa sepeda. Bisa juga dengan becak bermotor yang rata-rata hanya dikenakan biaya mulai dari Rp 5.000.
Di akhir pekan, sewa sepeda sangat laku. Karena itu, pastikan saat Anda sampai di pulau, Anda langsung mencari tempat sewa sepeda. Jika tidak, siap-siap gigit jari karena kehabisan sepeda.
Sangat mudah mencari tempat penyewaan alat snorkeling dan diving. Anda juga bisa minta tolong ke pemilik penginapan untuk dicarikan sewa alat menyelam. Sewa tabung dan baju menyelam sekitar Rp 300.000. Sementara alat snorkeling sekitar Rp 35.000. Harga tersebut belum termasuk sewa perahu seharga sekitar Rp 300.000 dengan kapasitas 10 orang. Jika Anda datang dalam rombongan tentu harga sewa kapal jadi terasa lebih murah untuk per orangnya. Bermain Banana Boat hanya Rp 30.000 per orang.
Bulan April sampai Oktober adalah waktu terbaik untuk berkunjung. Cuaca cenderung cerah pada bulan-bulan ini. Di luar bulan-bulan ini, maka bersiaplah bertemu badai dari angin musim barat.
Selain itu, sampah kiriman dari daratan Jakarta juga banyak mampir akibat angin musim barat. Bulan September dan Oktober juga bisa menjadi pilihan karena pada bulan-bulan ini, Anda bisa mendapatkan manisan cermai.

Selasa, 13 Maret 2012

Pulau Untung Jawa

Pulau Untung Jawa terletak di sebelah barat Teluk Jakarta. Dari Jakarta bisa ditempuh dengan waktu satu sampai satu setengah jam perjalanan. Kapal-kapal penyebrangan yang berute Muara Angke- Pulau Pramuka, Muara Angke-Pulau Tidung selalu menyediakan kesempatan bagi siapapun untuk singgah sebentar di Pulau Untung Jawa. Ini dikarenakan letak Pulau Untung Jawa yang terdapat di tengah-tengah, diantara pulau-pulau yang dilewati kapal penyebrangan.

Dari Tangerangpun bisa dijangkau dengan mudah. Trip Tanjung Pasir - Pulau Untung Jawa dapat ditempuh hanya lima belas sampai dua puluh menit perjalanan. Kemudahan inilah yang membuat Pulau Untung Jawa menjadi pilihan yang tepat dihari libur bagi turis-turis lokal yang berkantong cekak tetapi menginginkan liburan yang berkualitas. Sebuah pilihan wisata yang menarik sekaligus murah meriah.

Pulau Untung Jawa memiliki luas yang memadai untuk dijelajahi. Di dekat pelabuhan terdapat tempat yang dirancang pemerintah setempat sebagai tempat wisata. Masuknyapun melalui jalan conblok yang rapi dengan petugas tiket di ujung dermaga. Masuk ke dalamnya akan ditemui masjid dan tempat-tempat wisata. Jika mau terus menyelusuri pantainya, kita akan menemukan hutan bakau dengan canopy yang memadai sehingga memudahkan pengunjung untuk menjelajahinya.
Walaupun canopy telah berakhir, jelajahi terus pantainya. Kita akan menemukan pohon-pohon bakau yang cukup tua, bahkan tumbuh sendiri-sendiri di air yang dangkal. Bagi pecinta fotografi, tempat ini cukup menarik untuk diabadikan.
Para pemancingpun tidak harus jauh-jauh melemparkan kailnya. Cukup memancing di dermaga, ikan-ikannya cukup memadai. Bahkan saya menemukan pemancing yang mendapatkan ikan kuwe sebesar lengan. Cukup besar untuk ukuran memancing di dermaga.
Sayangnya Pulau yang terletak dekat dengan daratan Tangerang ini cukup dibombardir oleh sampah daratan. Di beberapa bagian pulau, sampah-sampah itu menyangkut di pohon-pohon bakau. Sebuah pemandangan yang tidak mengenakkan dilihat mata. 

Jika anda berkantung cekak, cobalah mampir ke Pulau Untung Jawa. Suasana pulau yang berbeda dengan daratan membuat kita melupakan sedikit ketegangan akibat bekerja selama seminggu. Tapi jangan lupa, kalau anda menginginkan Pulau Untung Jawa bersih dari sampah, kurangi sampah dengan membuang pada tempatnya. Kalau perlu sampah-sampah yang kita temui selama keliling di Pulau Untung Jawa, dimasukkan ke dalam keranjang sampah. Dengan demikian kita sudah berandil menjaga lingkungan. 

Pulau Rambut

suaka Margasatwa Pulau Rambut yang terletak di jajaran Pulau Kepulauan Seribu, memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup berlimpah. Utamanya adalah keanekaragaman jenis burung-burung merandai (burung air) sehingga kawasan ini sering dikenal sebagai  “Heavens of bird” atau surga burung.

 


Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) DKI Jakarta Nurhadi Utomo, Suaka Margasatwa Pulau Rambut merupakan salah satu kawasan konservasi yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan potensi keanekaragaman hayati yang cukup melimpah.
Propinsi DKI Jakarta sendiri sebagai ibukota Negara Indonesia, saat ini tengah gencar mewujudkan kota Jakarta sebagai kota yang hijau royo-royo dan berkicau. Dan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita tersebut diantaranya adalah dengan melestarikan keberadaan daerah-daerah yang memiliki potensi keanekaragaman hayati melimpah seperti kawasan-kawasan konservasi, baik sebagai sumber plasma nutfah maupun perlindungan habitat alami tumbuhan dan satwa liar.
“Diharapkan kedepan jumlah pengunjung ke kawasan Pulau Rambut dapat lebih meningkat. Baik untuk tujuan penelitian, observasi atau pun wisata alam terbatas,” jelasnya..
 Saat ini Suaka Margasatwa Pulau Rambut merupakan salah satu wilayah andalan Pemerintah Daerah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu untuk tujuan promosi wisata.
Sesuai dengan fungsi kawasan sebagai Suaka Margasatwa, maka Pulau Rambut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam terbatas.
Potensi wisata alam terbatas unggulan yang masih dapat dikembangkan di Suaka Margasatwa Pulau Rambut antara lain adalah pengamatan burung (Bird watching), pengenalan jenis flora dan fauina, photo hunting, pendidikan konservasi/lingkungan dengan jelajah kawasan melalui jalur interpretasi, ekowisata mangrove dan wisata bahari.
Pulau Rambut diusulkan penetapannya sebagai kawasan konservasi pertama kali oleh Direktur Kebon Raya Bogor kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jakarta dengan status berupa cagar alam.
Alasan penting yang mendasari usulan tersebut adalah dalam rangka melindungi berbagai jenis burung air yang banyak terdapat di pulau tersebut. Secara resmi penetapan Pulau Rambut sebagai cagar alam dilakukan pada tahun 1937 melalui Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 3 Mei 1937. Selanjutnya keputusan tersebut dimuat dalam Lembar Negara (Staatblat) No. 245 Tahun 1939.
Sedangkan pelaksanaannya diatur dalam peraturan (Ordonansi) Perlindungan Alam tahun 1941 yang dimuat dalam Lembar Negara No. 167 tahun 1941. Pad saat itu Pulau Rambut dinyatakn seluas 20 hektar.
Dalam perkembangannya, kondisi dan potensi Pulau Rambut terus berubah. Berdasarkan hasil studi im Pusat Pengkajian Keanekaragaman Hayati Tropika Lembaga Penelitian IPB tahun 1997 diketahui bahwa sebagian besar vegetasi mangrove mengalami kematian akibat pencemaran sampah dan minyak.
Status Pulau Rambut sebagai cagar alam pada saat itu tidak memungkinkan adanya campur tangan manusia dalam kegiatan pembinaan habitat di dalam kawasan, sehingga direkomendasikan agar status Pulau Rambut diubah menjadi Suaka Margasatwa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Pulau Rambut ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan melalui Surat Keputusan Nomor : 275/Kpts-II/1999 tanggal 7 Mei 1999 seluas 90 hektar, yang terdiri dari 45 hektar daratan dan 45 hektar wilayah perairan.
Saat ini, Suaka Margasatwa    Pulau Rambut merupakan salah satu kawasan konservasi yang dikelola oleh irektorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservsi Alam Departemen Kehutanan, dengan Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta.

Jumat, 02 Maret 2012

gunung ciremai

                                           Jalur pendakian gunung ciremai
Bagi para penikmat alam dan penyuka tantangan pendakian gunung, silahkan kunjungi Gunung Ciremai. Merupakan Gunung tinggi dengan ketinggian 3087 mdpl. Ketinggian Ciremai benar - benar di hitung dari permukaan laut karena Ciremai berada di dekat laut dan menuju ke kaki gunung kita sama sekali tak ada bonus selayaknya gunung di jawa yang lain.

Misalnya ke Merapi kita sudah memotong ketinggian sangat banyak dengan menumpang kendaraan sampai Basecamp yang letaknya hampir berada di tengah gunung. Jika Ciremai posisi Basecamp benar - benar di kaki gunung yang untuk menuju pos 1 kita harus melalui jalan mendatar yang lumayan jauh.Berikut jalur - jalur menuju Ciremai yang melegenda. Disertai dengan misterinya.


JALUR LINGGAJATI.

Desa Linggajati 14 km dari kota Kuningan atau 24 km dari kota Cirebon. Dari Jakarta dapat ditempuh menggunakan bus jurusan Kuningan atau kereta api jurusan Cirebon yang disambung dengan bus atau kendaraan umum jurusan Cirebon - Kuningan. Dari pertigaan Linggajati berjalan kaki sekitar 2,5 km menuju Musium Linggajati tempat bersejarah dimana Bung Karno pernah menandatangani perjanjian Linggarjati dengan Belanda. Terdapat pula Taman Linggajati Indah,

Taman seluas 11 hektar ini dilengkapi berbagai sarana rekreasi, antara lain kolam renang dan sumber mata air Cibulakan, Silinggonom, Balong Renteng, Rekreasi air dan kolam pancing, Tempat istirahat, Cottage, Villa, Hutan wisata, bumi perkemahan dll. Pos penjagaan berjarak lebih kurang 500 m dari Museum Linggajati, kita perlu mendaftarkan diri serta membayar asuransi per orang Rp.3.000,- . Siapkan bekal Anda terutama air karena susah sekali memperoleh air selama di perjalanan. Para pendaki dapat menggunakan jasa penduduk atau petugas penjaga pos untuk membimbing perjalanan mereka ke puncak.

Jalur menuju puncak sangat jelas dan banyak tanda - tanda penunjuk jalan, sehingga pendaki yang baru pertama kalipun tidak akan tersesat. Selepas dari Pos Pendaftaran dengan melintasi jalanan beraspal pendaki memasuki kawasan hutan Pinus dan persawahan hingga Cibeunar. Cibeunar merupakan area camp yang cukup kondusif buat bermalam.

Area ini sangat ramai dengan para pendaki yang ingin mengadakan start pendakian, karena terdapat sumber air yang cukup melimpah, yang tidak akan ditemui lagi sepanjang perjalanan sampai di puncak. Selepas Cibeunar lintasan akan melewati perkebunan penduduk hingga memasuki Leuweng Datar. Leuweng Datar terletak di tengah - tengah hutan tropis. Selepas daerah ini lintasan mulai menanjak dan melewati area yang cukup datar sebagai camp yakni Sigedang dan Kondang Amis .

Untuk sampai di Kuburan Kuda diperlukan waktu 2 jam. Kuburan Kuda merupakan tanah datar yang cukup luas dan cukup teduh sebagai tempat perkemahan. Daerah ini dianggap keramat bagi masyarakat setempat. Selepas Kuburan Kuda, pendaki akan melewati beberapa tempat keramat seperti Ceblokan, Pengalas. Kemudian sudut lintasan mulai membesar ketika melewati Tanjakan Bin - Bin dan semakin menanjak lagi ketika melewati Tanjakan Seruni.

Lintasan ini adalah yang terberat dan melelahkan dibanding yang lainnya. Bahkan pendaki akan menemui jalan setapak yang terputus dan setengah memanjat, dan memaksanya berpegangan akar pepohonan untuk mencapai pos selanjutnya. Selepas Tanjakan Bapatere lintasan tetap menanjak nyaris tanpa bonus sampai di Batu Lingga. Waktu yang diperlukan adalah 60 - 90 menit.  

Batu Lingga merupakan pos peristirahatan yang berupa tanah datar dan terdapat sebuah batu berukuran besar. Setelah kawasan ini, lintasan tetap menanjak. Di tengah perjalanan pendaki akan menemui dua pos peristirahatan berupa tanah datar yakni Kiara Baton dan Sangga Buana. Selepas itu pendaki akan memasuki batas vegetasi antara hutan dengan daerah terbuka.


Untuk sampai di Pangasinan membutuhkan waktu selama 2 - 2,5 jam. Pangasinan merupakan pos terakhir. Dari daerah yang cukup terbuka ini pendaki dapat menyaksikan bibir puncak yang cukup gagah berdiri di depan mata. Diperlukan waktu 45 - 60 menit dengan melewati bebatuan cadas dan medan yang tetap menanjak, bahkan harus setengah merayap, untuk sampai di puncak. Kami bisa memandang melihat kota Cirebon dan laut Jawa, kapal - kapal besar nampak dikejauhan.

Kearah Timur kami melihat ke Jawa Tengah, tampak gunung Slamet di Purwokerto dengan puncaknya yang tertutup awan. Puncak gunung Ciremei memiliki kawah yang sangat curam dan sangat indah, pendaki yang nekad sering turun ke kawah untuk membuat tulisan di atas lumpur kawah. Pejiarah sering datang untuk berdoa dipuncak gunung ini.

Siang itu kabut mulai turun disertai gerimis, kami masih sempat mengambil foto di puncak. Banyak sekali pendaki yang hanya berkemah di pertengahan pos dan tidak sanggup meneruskan perjalanan ke puncak, karena medan yang berat dan susahnya air, dan kembali turun, untuk itu persiapkan bekal yang berlebih dan bawalah tenda. Karena kemungkinan besar perjalanan akan tertunda, sehingga harus bermalam.

JALUR PALUTUNGAN.

Palutungan merupakan sebuah kampung terakhir yang berada di lereng selatan Ciremai dan berada pada ketinggian 1100 mdpl. Dusun kecil ini masuk dalam pangkuan Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Dari Cirebon pendaki dapat menggunakan angkutan umum jenis colt elf jurusan Cikijing dan turun di pertigaan Cigugur.

Perjalanan ini membutuhkan waktu selama 1 jam. Sepanjang perjalanan menuju Cigugur, pendaki akan melewati Kota Kuningan yang berada di ketinggian 466 mdpl. Setiba di pertigaan Cigugur, perjalanan dilanjutkan menuju Cisantana dengan menggunakan oplet tua. Perjalanan melalui jalanan yang menanjak dan berbatu ditempuh selama 1 jam, dengan melewati perkebunan penduduk yang sangat indah. Setiba di Cisantana, perjalanan dilanjutkan kembali dengan naik colt terbuka pengangkut sayur menuju Palutungan yang memakan waktu 20 menit. Setelah mengurus perizinan pendakian, perjalanan dapat dimulai melalui perkebunan penduduk.

Setelah itu, belok ke kanan memasuki hutan hujan tropis dengan jalur cenderung landai. Sesekali pendaki harus menyusup melalui semak - semak tinggi. Untuk sampai di Cigowong membutuhkan waktu 90-120 menit. Pos I Cigowong terletak di ketinggian 1450 mdpl. Di sini terdapat sumber air yang mengalir membentuk sebuah sungai. Dari sini pendaki dapat menyiapkan persediaan air sebanyak mungkin karena tidak akan ditemui lagi sumber air hingga puncak.

Selepas Cigowong lintasan masih landai selama 90 - 120 menit, sampai di Paguyangan Badak. Paguyangan Badak merupakan area yang berada di ketinggian 1800 mdpl. Daerah yang terdapat puing-puing bangunan tua ini sering digunakan sebagai tempat bermalam survivor yang dievakuasi karena meninggal di gunung ini. Untuk sampai di Blok Arban membutuhkan waktu 30 menit, dengan lintasan yang mulai menanjak.

Blok Arban merupakan pos III dengan area yang cukup datar dan teduh. Lintasan mulai menanjak dan melelahkan selama 90-120 menit sampai di Tanjakan Asoy. Tanjakan Asoy merupakan pos IV. Tanjakan ini berupa tanah datar berukuran cukup luas. Selepas daerah ini lintasan semakin menanjak selama 60 menit sampai di pos berikutnya. Selepas pos V ( pasangrahan ) pendaki mulai memasuki Vegetasi Cantigi dan Edelweiss sampai di Sang Hyang Ropoh.

Lintasan ini sangat licin jika hujan turun dan diperlukan waktu 30 menit untuk sampai pada pos berikutnya. Pos VI ( Sang Hyang Ropoh ) terletak di daerah yang datar dan terbuka. Selepas pos ini lintasan tetap menanjak dan licin, dengan tanah berwama kuning bekas aliran lava belerang. Pada sisi kanan lintasan terdapat goa yang biasa digunakan sebagai tempat berlindung ataupun bermalam.

Di tengah perjalanan ini, tepatnya pada sisi kiri, lintasan akan menyatu dengan jalur barat dari Majalengka. Untuk sampai di puncak Ciremai diperlukan waktu 2 jam pendakian. Sesampai di puncak pendaki dapat menikmati megahnya dua kawah kembar yang berdampingan. Untuk mengitari kawah ini diperlukan waktu kira-kira 3 jam. Selain itu, pendaki juga dapat menyaksikan indahnya daerah Majalengka, Cirebon, Laut Jawa, serta Gunung Slamet yang menjulang gagah di sisi timur. Sungguh Menawan!


gunung sumbing

                     Jalur Gunung Sumbing
· Ada dua jalur yang bisa kita gunakan, yaitu Jalur Cepit (Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung), dan Desa Garung yang lebih dekat dengan jalur ke Gunung Sumbing.
· Untuk akses ke jalur Garung, kita bisa lewat dari Magelang ke Dusun Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kali Kajar, Wonosobo, Jawa Tengah (waktu tempuh dengan minibus sekira 1,5 jam).
· Dusun Garung – Desa Butuh adalah salah satu dusun terakhir yang menjadi entry point menuju puncak Gunung Sumbing, yaitu Puncak Buntu dengan ketinggian 3371 mdpl.
· Di dusun ini terdapat Pos Pendakian Gunung Sumbing dengan ketinggian sekira 1.543 mdpl. Jika terlalu sore atau malam, para pendaki biasanya menginap di pos ini atau di tempat Kepala Desa. Para pendaki juga mengisi penuh persediaan air dari pos ini.
· Dari Pos Pendakian ada dua jalur, masih disebut jalur baru dan jalur lama. Jalur lama, walau jarak dan waktu tempuhnya lebih dekat, sekarang agak jarang digunakan karena sering terjadi longsor.
· Jalur baru dan lama ini hanya beda satu punggungan dan saling bertemu sebelum sampai di Pucak Buntu.
· Melalui jalur baru, pendaki akan melewati ladang tembakau (kawasan Boswisen) – kawasan bukit Genus (kondisi jalan: tanah liat dan tanah merah berpasir) – Sedelupak Roto (kondisi jalan: tanah liat dan tanah merah berpasir) – kawasan Pestan (jalur pertemuan antara jalur baru dan jalur lama, kondisi jalan: penuh rerumputan dan pohon-pohon kecil) – Pasar Watu (kondisi jalan: jalannya menanjak dan berbatu) – Watu Kotak (ketinggian sekira 2.700 mdpl, kondisi jalan: tanah merah dan berbatu) – Puncak Buntu.
· Waktu tempuh pada umumnya untuk mendaki bisa mencapai 8 jam perjalanan dan untuk turun bisa mencapai waktu 5 jam perjalanan. Itu semua tergantung kondisi tim dan cuaca.

Jalur Gunung Sindoro
· Entry Point ke Puncak Sindoro ada dua jalur yang saya tahu, yaitu jalur Arjosari (Desa Sikatok) yang dapat ditempuh dengan angkutan umum Temanggung-Wonosobo dilanjutkan dengan angkutan umum Wonosobo-Arjosari. Jalur lainnya adalah Desa Kledung.
· Jalur yang dekat dengan Gunung Sumbing adalah melalui Desa Kledung.
· Di jalur pendakian ini pendaki akan melewati Watu Gede, Situk, Watu Tatah, dan puncak Sindoro.
· Pendaki yang lebih memilih menghapal dengan angka biasanya akan melakukan pembagian seperti ini: Pos I (1900 mdpl) – Pos II (2120 mdpl) – Pos III (2530 mdpl) – Pos IV/Pos Bayangan (Pos Ijin – Pos IV biasa ditempuh sekira 6 jam) – Kawah Mati – Puncak Sindoro (biasa ditempuh sekira 2 jam). Ketinggian Puncak Sindoro sekira 3150 mdpl.

Rekomendasi Perjalanan:
Saya sarankan untuk melakukan perjalanan melalui jalur yang berbeda agar ada kepuasan tersendiri dalam melihat dari berbagai sisi pemandangan gunung kembar ini, rekomendasi dari saya dengan rangkaian perjalanan sebagai berikut:
* Pendakian Sindoro-Sumbing:
Jakarta => Magelang => Temanggung => Wonosobo => Pos Arjosari (Desa Sikatok) => Puncak Sindoro => Pos Desa Kledung => Pos Desa Garung => Puncak Buntu/Gunung Sumbing => Cepit, Desa Pager Gunung => Temanggung => Magelang => Jakarta.
Atau sebaliknya,
* Pendakian Sumbing-Sindoro:
Jakarta => Magelang => Temanggung => Cepit, Desa Pager Gunung => Puncak Buntu/Gunung Sumbing => Pos Desa Garung => Pos Desa Kledung => Puncak Sindoro => Pos Arjosari (Desa Sikatok) => Wonosobo => Temanggung => Magelang => Jakarta

Rekomendasi Tranportasi:
Tranportasi Jalur Desa Garung dan/atau Desa Kledung
· Jakarta – Yogyakarta (Stasiun Lempuyangan):
Kereta Api Ekonomi Progo (harga tiket kurang dari 50 ribu)
· Yogyakarta – Magelang
Bus umum sekira 1 jam (42km)
· Magelang – Wonosobo (Desa Garung dan/atau Desa Kledung)
Minibus sekira 1,5 jam
· Wonosobo – Pos Pendakian
Jalan kaki sekira 1 jam
Kalau bus dari Jakarta bisa langsung ke Magelang atau langsung juga ke Wonosobo.
Transportasi Jalur Cepit
· Jakarta – Yogyakarta (Stasiun Lempuyangan):
Kereta Api Ekonomi Progo (harga tiket kurang dari 50 ribu)
· Yogyakarta – Magelang
Bus umum sekira 1 jam (42km)
· Magelang – Temanggung (Kecamatan Parakan)
Minibus
· Kecamatan Parakan – Cepit (Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung)
Angkutan Desa dengan jarak sekira 7 km.
Kalau bus dari Jakarta bisa ke magelang atau temanggung dilanjutkan dengan bis sewaan atau angkutan umum lain
Tranportasi Jalur Desa Sikatok, Arjosari
· Jakarta – Yogyakarta (Stasiun Lempuyangan):
Kereta Api Ekonomi Progo (harga tiket kurang dari 50 ribu)
· Yogyakarta – Magelang
Bus umum sekira 1 jam (42km)
· Magelang – Wonosobo
Minibus
· Wonosobo – Arjosari dan Arjosari – Desa Sikatok
Angkutan Desa